Memasuki era persaingan dalam pasar bebas yang tidak menentu saat ini produsen sebagai penghasil barang akan sangat hati-hati sekali dalam memproduksi barang.
Perhatian utama yang sangat perlu di cermati dalam hal ini tentu saja adalah konsumen yang akan menggunakan produk. Ragam dan karakter konsumen dalam menentukan pilihan akan sangat mempengaruhi siklus hidup produksi. Fungsi pokok dari produsen sebagai penghasil barang hasil produksi tidak akan berarti apa-apa pada saat konsumen sebagai pemakai barang hasil produksi tersebut tidak ada.
Yang akan menjadi fokus selanjutnya adalah para pemasar yang nantinya akan memperkenalkan sekaligus menjual barang tersebut, pemasar yang mana dalam hal ini adalah ujung tombak dari perusahaan harus bisa menganalisa berbagai kemungkinan di lapangan yang akan mempengaruhi hasil dari pemasaran dan dampak selanjutnya adalah proses perputaran produk.
Konsumen sebagai target utama dari seorang pemasar mempunyai berbagai karakter yang membentuk diri, baik itu dari faktor lingkungan, tingkat ekonomi, adat kebiasaan dan banyak hal lain yang akan sangat mempengaruhi hasil dari pemasaran itu sendiri .
Strategi dalam pemasaran akan sangat mempengaruhi hasil dari pemasaran sebuah produk, Profesor Hauser, Shugan dan Gaskin dalam sebuah kajian pemasaran memaparkan tentang suatu model pertahanan yang dinamakan defender. Model mereka membuat asumsi berikut tentang konsumen :
1. Konsumen berbagi persepsi yang sama tentang atribut tiap merek.
2. Konsumen berbeda dalam hal preferensi mereka untuk berbagai karakterisitik produk.
3. Konsumen berbeda dalam hal jumlah merek yang mereka kenal dan akan pertimbangan.
4. Pilihan konsumen dipengaruhi oleh keistimewaan produk, harga, distribusi, iklan, dan promosi.
Bila kita perhatikan asumsi diatas seorang produsen selain memperhatikan kebutuhan dan karakter dari konsumen juga harus selalu siap berkompetisi dengan kompetitor lain dalam menghasilkan dan memasarkan produknya.
Siklus hidup dan perkembangan sebuah produk sangat bergantung pada bagaiman produk tersebut bisa bertahan dan terserap sampai kepada konsumen.
Persaingan yang makin ketat diseluruh dunia beberapa tahun terakhir ini telah memicu perhatian manajemen pada model perang militer untuk strategi pemasaranya, seperti diuraikan dalam tulisan Sun Tsu, Musashi, Von Clausewitz, dan liddell-Hart. Perusahaan yang unggul terutama dalam pemasaran, diibaratkan seperti Negara yang unggul, dalam sebuah perusahaan ada berbagai strategi dalam melindungi kepentingan mereka seperti “memimpin saat terjepit,” “pembalasan tegas,” “perang terbatas,” “respon bertahap,” diplomasi kekerasan,” dan “sistem ancaman.”
Terlepas dari bagaimana perusahaan menggunakan strategi dalam pemasaranya , tujuan utama dari sebuah perusahaan melakukan pemasaran adalah untuk mempengaruhi pembeli agar bersedia membeli barang dan jasa perusahan pada saat mereka membutuhkan.
Jumlah dan kompleksitas kegiatan konsumen dalam pembeliannya dapat berbeda-beda. Menurut Howard, pembelian konsumen dapat ditinjau sebagai kegiatan penyelesaian suatu masalah, dan terdapat tiga macam situasi:
1. Perilaku Responsi Rutin
Jenis perilaku pembelian yang paling sederhana terdapat dalam suatu pembelian yang berharga murah dan sering dilakukan. Dalam hal ini pembeli sudah memahami merk-mek beserta atributnya.
2. Penyelesaian Masalah Terbatas
Pembelian yang lebih kompleks dimana pembeli tidak mengetahui sebuah merk tertentu dalam suatu jenis produk yang disukai sehingga membutuhkan informasi lebih banyak lagi sebelum memutuskan untuk membeli
3. Penyelesaian Masalah Ekstensif
Pembelian yang sangat kompleks yaitu ketika pembeli menjumpai jenis produk yang kurang dipahami dan tidak mengetahui kriteria penggunaannya.
Penelitian dalam pemasaran memberikan informasi yang sangat penting kepada perusahaan sebagai organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen.
Strategi pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen. Ketika konsumen telah mengambil keputusan kemudian melakukan evaluasi pembelian masa lalu, digambarkan sebagai umpan balik kepada konsumen individu. Selama evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola pengumpulan informasi mungkin berubah, evaluasi merek, dan pemilihan merek. Pengalaman dalam penggunaan maupun konsumsi dimasa lalu secara langsung akan berpengaruh apakah konsumen akan membeli merek yang sama lagi.
Panah umpan balik mengarah kembali kepada organisasi pemasaran. Pemasar akan mengikuti rensponsi konsumen dalam bentuk saham pasar dan data penjualan. Tetapi informasi ini tidak menceritakan kepada pemasar tentang mengapa konsumen membeli atau informasi tentang kekuatan dan kelemahan dari merek pemasar secara relatif terhadap saingan. Karena itu penelitian pemasaran diperlukan pada tahap ini untuk menentukan reaksi konsumen terhadap merek dan kecenderungan pembelian dimasa yang akan datang. Informasi ini mengarahkan pada manajemen untuk merumuskan kembali strategi pemasaran kearah pemenuhan kebutuhan konsumen yang lebih baik.
Konsumen membeli barang dan jasa adalah untuk mendapatkan manfaat dari barang dan jasa tersebut. Jadi perilaku konsumen tidak hanya mempelajari apa yang dibeli atau dikonsumsi oleh konsumen saja, tetapi juga dimana, bagaimana kebiasaan dan dalam kondisi macam apa produk dan jasa yang dibeli. Keputusan seorang konsumen melakukan transaksi pembelian juga sangat dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia, pekerjaan, keadaan ekonomi.
Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian.
Referensi :
· Kajian pemasaran strategi bertahan (Philip kotler).
· Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan membeli.slamet mulyana Just another WordPress.com weblog diakses 27 November 2009
· konsep perilaku konsumen. Himamika Label: Matkul Psikologi Pelayanan diakses 27 November 2009